Senin, 11 Juli 2016

Teori Nilai

a. Teori Nilai Objektif


Teori ini menekankan bahwa nilai suatu barang atau jasa ditentukan oelh barang atau jasa itu sendiri. Jadi, nilai suatu barang atau jasa tergantung pada kegunaan barang atau jasa tersebut. Teori nilai objektif dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut :

teori nilai

1. Teori Nilai Biaya Produksi Adam Smith


Teori ini menekankan bahwa besarnya nilai suatu benda ditentukan oleh jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa tersebut, baik biaya langsung (bahan baku dan bahan pembantu) maupun biaya tidak langsung (penyusutan dan biaya tenga kerja).

2. Teori Nilai Biaya Produksi Tenaga Kerja David Ricardo


Teori ini menyatakan bahwa besarnya nilai suatu barang sangat ditentukan oleh besarnya upah tenaga kerja untuk memproduksi barang tersebut.

3. Teori  Nilai Tenaga Kerja Masyarakat Karl Marx


Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh besarnya biaya rata-rata upah tenaga kerja msyarakat.

4. Teori Nilai Biaya Produksi Carey


Teori ini menjelaskan bahwa besarnya nilai suatu barang atau jasa ditentukan oleh biaya yang dikeluarkan bila barang atau jasa tersebut diproduksi kembali. Jadi, nilai suatu barang atau jasa bukan didasarkan pada biaya saat barang atau jasa tersebutpertama kali diproduksi, melainkan pada saat barang tersebut diproduksi kembali.

5. Teori Nilai Pasar humme dan Locke


Teori ini menjelaskan bahwa besar kecilnya nilai suatu barang atau jasa sangat dipengaruhi oleh terbentuknya harga pasar atau besarnya permintaan dan penawaran. Oleh sebab itu, nilai suatu barang atau jasa selalu berubah-ubah tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran barang atau jasa tersebut di pasar.

Bila teori nilai objektif diikhtisarkan akan tampak dalam bagan berikut ini : 




b. Teori Nilai Subjektif


Teori ini mengemukakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh kemampuan barang atau jasa tersebut dalam memenuhi kebutuhan seseorang. Nilai pakai barang atau jasa bagi seseorang belum tentu sama nilainya bagi orang lain. Beberapa macam teori nilai subjektif adalah sebagai berikut :

1. Teori Nilai Subjektif Gossen


Teori nilai subjektif ini dikemukakan oleh Gossen sehingga disebut teori nilai subjektif Gossen atau hukum gossen.
Hukum Gossen terdiri dari dua bagian.

  • Hukum Gossen 1



Hukum Gossen 1 ini dipergunakan untuk kebutuhan yang bersifat vertikal, yaitu kebutuhan yang hanya satu macam barang atau jasa saja. Inti dari hukum Gossen 1 adalah bila satu macam kebutuhan dipenuhi terus-menerius akhirnya akan tercapai tingkat kepuasan yang optimal.

Dalam pembahasan hukum gossen 1, sering para ahli mengaitkannya dengan pembahasan nilai guna total dan nilai guna marginal.

  • Nilai guna total adalah kepuasan konsumen secara keseluruhan dalam mengkonsumsi barang atau jasa. Tingkat kepuasan ini akan semakin meningkat sampai dengan tingkat kepuasan optimal.
  • Nilai guna marginal adalah tingkat pertambahan kepuasan konsumen pada pemenuhan kebutuhan yang semakin meningkat.

Nilai guna total dan nilai guna marginal yang semakin menurun menunjukkan bahwa tingkat kepuasan yang terus-menerus dipenuhi akhirnya akan mencapai tingkat kejenuhan. Pada tingkat ini konsumen sebenarnya sudah tidak memerlukan pemenuhan terhadap barang atau jasa yang sama.

Agar lebih jelasnya perhatikan tabel berikut ini :

tabel hukum gossen I
Tabel Hukum Gossen I

  • Hukum Gossen 2



Oleh karena kebutuhan manusia tidak hanya pada satu jenis benda atau jasa saja, maka manusia akan berusaha mencapai kepuasan yang sama pada setiap barang atau jasa yang dikonsumsi. Untuk mengantisipasi kelemahan hukum Gossen 1, maka Gossen mengemukakan hukum Gossen II Hukum Gossen II ini digunakan bagi pemenuhan kebutuhan yang mencakup beberapa macam kebutuhan. Dengan kata lain hukum Gossen II digunakan untuk kebutuhan yang bersifat horizontal.

Inti dari hukuman gossen II adalah jika berbagai macam kebutuhan dipenuhi, maka pemenuhannya akan sampai pada tingkat intensitas tertentu. Oleh karena itu, hukum Gossen II ini disebut juga hukum kepuasan harmonis/hukum perata nilai batas. Untuk menjelaskan keberadaan Hukum Gossen II diberikan data tentang nilai guna yang sama. Jadi nilai guna yang sama ini diperuntukkan bagi pemenuhan beberapa macam kebutuhan. Agar lebih jelasnya perhatikan tabel berikut ini :

tabel hukum gossen II

1). Teori Nilai Subjektif Karl Menger


Teori ini mengemukakan bahwa nilai suatu barang tergantung dari siapa pemakai barang tersebut dan sejauh mana barang tersebut dapat memuaskan kebutuhan. Teori ini sebenarnya masih sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Gossen.

2). Teori Nilai Subjektif Von Bohm Bawerk


Teori ini pada dasarnya menjelaskan bahwa nilai suatu barang dilihat dari pemakaian komponen-komponen faktor produksi yang mendukung untuk memproduksi barang tersebut. Dalam teori ini akan tampak besarnya biaya dari masing-masing faktor produksi yang dipergunakan.

5. Surplus Konsumen


Surplus konsumen adalah kepuasan atau kegunaan tambahan yang diperoleh oleh konsumen dari pembayaran harga suatu barang atau jasa yang lebih rendah dari harga yang konsumen bersedia membayarnya. Bagi konsumen yang memiliki daya beli di atas harga pasar, konsumen tersebut mempunyai surplus. Surplus inilah yang dinamakan surplus konsumen.

Berdasarkan perbandingan antara daya beli konsumen dengan harga pasar, maka konsumen dapat dibedakan menjadi 3 macam :

a. Konsumen Submarginal

Konsumen submarginal adalah konsumen yang mempunyai daya beli di bawah harga pasar.

b. Konsumen Marginal

Konsumen marginal adalah konsumen yang mempunyai daya beli sama dengan harga pasar.

c. Konsumen Supermarginal

Konsumen supermarginal adalah konsumen yang mempunyai daya beli di atas harga pasar.
Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel dan grafik berikut ini :

tabel surplus konsumen
Tabel Surplus Konsumen

Selain memperoleh surplus konsumen, hal yang lebih penting bagi seorang konsumen (rumah tangga) adalah dapat menyusun atau menetapkan skala prioritas dalam memenuhi kebutuhannya, yaitu sesuai dengan alternatif pilihan yang ada. Tujuan utama dari pemilihan alternatif ini adalah agar diperoleh kepuasan maksimum. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Rumah Tangga (RAPBRT).
contoh Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Rumah Tangga (RAPBRT)
Rencana Anggaran Pendapatan dan belanja rumah tangga

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi


Dalam melaksanakan konsumsinya, rumah tangga konsumsi dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar rumah tangga konsumsi.

a. Faktor Intern

Faktor intern merupakan faktor faktor yang mempengaruhi kegiatan rumah tangga konsumsi yang berasal dari dalam individu yang bersangkutan. Faktor faktor tersebut adalah sebagai berikut :

  • Motivasi


Motivasi adalah dorongan untuk mengatur pembelanjaan rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Motivasi tersebut ada yang bersifat alamiah, ada yang terencana dan ada yang kebetulan.

  • Kepribadian


Kepribadian adalah sifat dasar manusia yang langsung atau tidak langsung ikut mempengaruhi pola konsumsi masyarakat, seperti sikap hemat atau boros.

  • Sikap Hidup


Sikap hidup adalah kebiasaan yang berkembang di lingkungan keluarga yang merupakan hasil didikan sejak dini, seperti kebiasaan memasak atau membeli makanan siap saji (fast food).

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor faktor yang mempengaruhi kegiatan konsumsi rumah tangga yang berasal dari luar rumah tangga (lingkungan) itu sendiri.

  • Kebudayaan


Kebudayaan adalah adat dan kebiasaan yang berlaku di lingkungan masyarakat tertentu seperti upacara Ngaben di Bali.

  • Kondisi Sosial Masyarakat


Kondisi sosial masyarakat adalah sikap dan perilaku konsumsi masyarakat yang berada di sekitar lingkungan rumah tangga konsumsi.

Kamis, 30 Juni 2016

Bab 3 Materi Konsumsi 1

Setiap tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya selalu berhubungan dengan konsumsi, produksi, dan distribusi. Hal ini terjadi karena selalu ingin memiliki barang atau jasa sehingga mereka akan berusaha memenuhi segala kebutuhannya.


konsumsi


Setiap barang dan jasa sebelum tiba di tangan konsumen, telah menjalani proses produksi, yaitu proses penambahan, pengubahan, pembuatan, dan penciptaan, agar barang dan jasa tersebut lebih bermanfaat bagi manusia. Untuk sampai kepada konsumen, barang dan jasa tersebut memerlukan sarana penyaluran, baik langsung maupun tidak langsung yang disebut distribusi. Apabila kegiatan distribusi ini tidak ada, maka barang hasil produksi tersebut tidak akan dikonsumsi oleh konsumen.


A. Konsumsi



1. Pengertian Konsumsi


Secara umum, pengertian konsumsi adalah kegiatan mengurangi atau menghabiskan nilai guna suatu barang atau jasa. Pengertian mengurangi atau menghabiskan di sini adalah secara berangsur-angsur atau sekaligus.

Tujuan Seseorang melakukan konsumsi antara lain :

a. Memnuhi berbagai jenis kebutuhan,
b. Mengurangi nilai guna barang atau jasa,
c. Mendapatkan kepuasan dan
d. Menghabiskan nilai guna barang atau jasa.

Setiap orang yang melakukan kegiatan yang dapat mengurangi atau menghabiskan nilai guna suatu barang atau jasa disebut konsumen. Dalam melakukan tindakan konsumsi, seseorang akan mempertimbangkan hal-hal berikut :

a. Kegunaan Barang Atau Jasa


Konsumen akan mempertimbangkan manfaat barang atau jasa tersebut dalam memenuhi kebutuhannya. Manfaat barang atau jasa tertentu menjadi pertimbangan karena konsumen tidak akan mengkonsumsi barang atau jasa yang tidak bermanfaat karena hal tersebut merupakan tindakan yang sia-sia.

b. Daya Beli


Daya beli seseorang sangat berpengaruh terhadap jenis dan jumlah barang yang dapat dikonsumsi oleh konsumen. Konsumen dengan daya beli tinggi lebih mampu untuk mengkonsumsi barang dengan jumlah dan jenis lebih banyak daripada konsumen yang berdaya beli rendah.

c. Mutu Barang


Konsumen selalu menghendaki agar barang yang akan dikonsumsi :

- Dalam keadaan baik dan tidak rusak/cacat.
- Bermutu tinggi dan
- Lebih besar manfaatnya dibanding dengan pengorbanan yang telah mereka keluarkan.

d. Tersedianya Suku Cadang


Bagi konsumen barang-barang elektronik atau mesin lebih cenderung memilih barang yang mudah dicari suku cadangnya sehingga apabila mengalami kerusakan akan mudah untuk diperbaiki.

e. Adanya Pelayanan Purna Jual


Konsumen menuntut adanya pelayanan dari produsen setelah suatu barang atau jasa dibeli oleh konsumen karena dengan adanya pelayanan purna jual ini konsumen merasa lebih aman dan diperhatikan.

2. Nilai Guna Barang Atau Jasa


Nilai guna atau manfaat barang atau jasa adalah kemampuan barang atau jasa dalam memenuhi kebutuhan manusia. Orang mengatakan bahwa barang itu berguna apabila dapat memberikan kepuasan atau dapat memenuhi kebutuhan. Nilai adalah ukuran tinggi rendahnya penghargaan seseorang terhadap barang yang mempunyai guna atau manfaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Tinggi rendahnya nilai suatu barang atau jasa biasanya dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain :


  • Tingkat kegunaan barang atau jasa tersebut bagi konsumen, sering disebut tingkat utilitynya.
  • Ada atau tidaknya suku cadang serta jangka waktu pemakaiannya, disebut scarcity in supply, dan
  • Selalu mengikuti perkembangan dan nilainya tidak mudah berkurang/menurun (appropriable).


Berdasar uraian di atas, bisa disimpulkan bahwa secara garis besar, guna dan nilai suatu barang dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Kegunaan Waktu (Time Utility)


Suatu benda akan berguna apabila telah datang waktu yang tepat untuk menggunakannya. Contoh : payung dan jas hujan dipindahkan tempatnya dari sungai ke darat sebagai bahan bangunan.

b. Kegunaan Tempat (Place Utility)


Suatu benda akan berguna apabila telah dipindahkan tempatnya. Contoh : pasir dan batu akan berguna apabila telah dipindahkan tempatnya dari sungai ke darat sebagai bahan bangunan.

c. Kegunaan Bentuk (Form Utility)


Suatu benda akan berguna apabila telah diubah bentuknya. Contoh : kayu jati akan lebih berguna apabila telah diubah bentuknya menjadi lemari, tempat tidur, dan meja atau kursi.

d. Kegunaan Hak Milik (Ownership Utility)


Suatu benda akan berguna apabila telah dipindahkan hak miliknya. Contoh : perhiasan (emas) di toko, dikatakna belum berguna bagi kita karena belum dipindahkan hak kepemilikannya.

e. Kegunaan Pelayanan (Service Utility)


Suatu benda akan berguna apabila ada jasa yang melayaninya. Contoh : pesawat radio baru akan berguna apabila ada stasiun radio yang mengudara.


3. Nilai Pakai dan Nilai Tukar


Suatu barang atau jasa akan mempunyai nilai apabila benda tersebut dapat digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan, baik jasmani maupun rohani. Oleh karena itu, dalam menilai suatu benda, setiap orang tidak sama tujuannya. Ada orang yang menilai suatu benda dalam kegunaannya untuk dipakai dan ada pula yang untuk ditukarkan dengan benda lain. Pengertian nilai pakai dan nilai tukar akan dibahas sebagai berikut :


a. Nilai Pakai


Nilai pakai adalah kemampuan suatu barang atau jasa untuk dipakai dalam memenuhi kebutuhan manusia.
Nilai pakai dapat dibedakan menjadi 2 macam :

- Nilai Pakai Objektif

Nilai pakai objektif adalah nilai suatu barang atau jasa dilihat dari pemakaian barang atau jasa secara umum. Contoh : rumah, pakaian, perhiasan emas dan kendaraan.

- Nilai Pakai Subjektif
Nilai pakai subjektif adalah nilai suatu barang atau jasa dilihat dari orang atau individu yang memanfaatkan atau memakai barang atau jasa itu sendiri. Contoh : buku pelajaran bagi pelajar, cangkul bagi petani, keratas bagi penulis, dan tape recorder bagi wartawan.


b. Nilai Tukar


nilai tukar adalah kemampuan suatu barang atau jasa untuk ditukarkan dengan barang atau jasa lain.
Nilai tukar dapat dibedakan menjadi 2 macam:

1. Nilai Tukar Objektif

Nilai tukar objektif adalah kemampuan barang atau jasa yang bersangkutan untuk ditukarkan dengan barang atau jasa lain. Contoh : meja, kursi, emas, intan dan berlian.

2. Nilai tukar Subjektif
Nilai tukar subjektif adalah kemampuan barang atau jasa bagi orang atau individu bila ditukarkan dengan barang atau jasa lain. Contoh : Ali menukarkan seekor ayam dengan 2 kg beras, tetapi menurut Rudi, seekor ayam dapat ditukarkan dengan sebuah buku.
Bila penjelasan di atas dibuat bagan tampak sebagai berikut :


nilai pakai dan nilai tukar
Nilai Tukar dan Nilai Pakai


Kamis, 23 Juni 2016

Kegiatan dan Pelaku Ekonomi

1. Kegiatan Ekonomi


Kegiatan ekonomi meliputi segala aktivitas manusia, baik secara berkelompok maupun individu dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Pada dasarnya, kegiatan ekonomi terdiri dari 3 kegiatan pokok, yaitu : produksi, distribusi dan konsumsi. Produksi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh produsen. Hasil dari produsen disalurkan secara langsung atau melalui perantara yang disebut dengan lembaga distribusi dan kegiatan tersebut disebut distribusi, selanjutnya oleh masyarakat akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya, hal ini disebut dengan konsumsi.
Perlu diperhatikan ketiga kegiatan tersebut haruslah selalu berhubungan. Kegiatan produksi tanpa kegiatan konsumsi dan distribusi tidak ada artinya. Demikian pula kegiatan distribusi tak akan berlangsung tanpa kegiatan produksi dan konsumsi.

kegiatan dan pelaku ekonomi
Pelaku Ekonomi

2. Pelaku Kegiatan Ekonomi


Pelaku kegiatan ekonomi adalah rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan masyarakat luar negeri.

a. Rumah Tangga


Rumah tangga merupakan sumber faktor produksi tenaga kerja, modal dan skill. Selain sumber faktor produksi, rumah tangga juga sebagai pengguna barang/jasa atau melakukan konsumsi. Rumah tangga ekonomi dibedakan menjadi 2 bagian.

- Rumah Tangga Produksi
Rumah tangga produksi adalah rumah tangga yang melaksanakan proses produksi dengan mengorganisasi faktor-faktor produksi.

- Rumah Tangga Konsumsi
Rumah tangga konsumsi adalah rumah tangga yang mengkonsumsi kegunaan barang atau jasa yang telah dihasilkan oleh rumah tangga produksi.

Hubungan antar rumah tangga produksi dengan rumah tangga konsumsi:

- Rumah tangga produksi dapat menjadi rumah tangga konsumsi
Rumah tangga ini di satu pihak memproduksi barang/jasa, tetapi di pihak lain rumah tangga tersebut menghabiskan/memakai barang/jasa dari produsen lain. Contoh perusahaan mebel. Perusahaan mebel adalah rumah tangga produksi, tetapi perusahaan mebel juga sebagai rumah tangga konsumsi dari perusahaan pengolahan kayu, sebab perusahaan mebel mengkonsumsi kayu sebagai bahan bakunya.

- Rumah tangga konsumsi dapat menjadi rumah tangga produksi
Rumah tangga ini di satu pihak mengkonsumsi barang atau jasa, tetapi di pihak lain, rumah tangga ini juga memproduksi barang atau jasa bagi konsumen lain. Contoh perusahaan roti. Perusahaan ini mengkonsumsi terigu sehingga perusahaan ini dikatakan sebagai rumah tangga konsumsi. Akan tetapi, perusahaan ini juga sebagai rumah tangga produksi, sebab memproduksi roti untuk kepentingan masyarakat.

b. Perusahaan


Perusahaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan usaha untuk mendapatkan keuntungan. Pelaku kegiatan ekonomi perusahaan adalah perusahaan swasta, koperasi, dan yayasan.

1. Usaha Swasta (BUMN)


- Perusahaan perseorangan
Perusahaan yang pengelolaan dan modalnya dimiliki oleh satu orang. Contoh pedagang kaki lima, usaha toko milik perseorangan dan usaha produksi mebel milik perseorangan.

- Persekutuan firma (fa)
Usaha ini dilakukan oleh suatu kelompok secara bersama-sama, segala hasil dan risiko dibagi dan ditanggung bersama.

- Persekutuan komanditer (cv)
Usaha ini dilakukan oleh beberapa orang. Dalam usaha ini salah satu atau beberapa orang bertindak sebagai sekutu aktif atau memimpin perusahaan dan golongan yang lain menjadi sekutu pasif/diam. Sekutu aktif memiliki tanggung jawab tak terbatas (harta pribadi menjadi tanggungan risiko kerugian), sedangkan sekutu pasif memiliki tanggung jawab yang terbatas, yaitu sebatas modal yang telah disetorkan.

- Perseoran terbatas (PT)
Kegiatan pada perushaan terbentuk pt lebih luas, karena bentuk perusahaan ini memungkinkan untuk memupuk modal yang sangat besar. Modal PT diperoleh dengan cara menjual saham/andil/sero. Kegiatan usaha PT dijalankan oleh hewan direksi, sedang kekuasaan tertinggi pada PT dipegang oleh para pesero/pemegang saham yang diwakili oleh dewan komisaris.

2. Koperasi


Kegiatan koperasi diatur dalam UU Koperasi no 25 tahunan 1992. Usaha ini dilakukan secara bersama-sama dan berdasar atas asas kekeluargaan. Kegiatan usaha koperasi dapat beruapa single purpose (satu macam usaha) atau multi purpose (usahanya lebih dari satu macam). Koperasi multi purpose disebut juga koperasi serba usaha (KSU). Tujuan utama usaha koperasi adalah meningkatkan kesejahteraan para anggota koperasi yang bersangkutan.

3. Yayasan


Kegiatan yayasan sebenarnya tidak bersifat profit motive, artinya tidak berorientasi pada keuntungan. Akan tetapi, pada kenyataannya ada sebagian usaha yayasan yang bersifat profit motive, hal ini sebenarnya merupakan upaya untuk menjaga kelangsungan hidup yayasan itu sendiri. Sebagian besar usaha yayasan bergerak di bidan gjasa. Contoh : yayasan pendidikan, yayasan kesehatan, dan yayasan keagamaan.


c. Pemerintah


Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah sesuai dengan isi pasal 33 ayat 2 dan ayat 3 UUD 1945. Dalam pelaksanaannya, diatur dengan UU RI No.9 tahun 1969. Untuk melaksanakan kegiatan ini, pemerintah membentuk BUMN. Kegiatan yang idusahakan oleh BUMN meliputi usaha yang strategis dan menyangkut kepentingan orang banyak/umum.
BUMN bisa dikelompokan menjadi 3 macam, yaitu : 

1. Perusahaan Jawatan


Perusahaan ini didirikan untuk melayani kepentingan umum. Modalnya berasal dari pemerintah dan karyawannya berstatus sebagai pegawai negeri


2. Perusahaan Umum


Perusahaan ini didirikan untuk melayani kepentingan umum terutama dalam bidang yang vital. Modal perum merupakan milik negara dari kekayaan yang terpisah, sedang karyawan diatur oleh manajemen perusahaan.

3. Perusahaan Perseroan


Perusahaan ini didirikan untuk mencari keuntungan, status perusahaan merupakan badan hukum, pemerintah hanya sebagai pemegang saham, sedangkan karyawan berstatus sebagai karyawan swasta.

d. Masyarakat Luar Negeri


Seperti diketahui bahwa tidak ada satu negara pun di dunia ini yang mampu memenuhi segala kebutuhan negara itu sendiri. Setiap negara memerlukan pemenuhan kebutuhan dari negara lain. Oleh karena itu, kegiatan ekspor dan impor barang dan jasa sangat berpengaruh terhadap kemajuan dan perekonomian negara. Masyarakat luar negeri perlu dilibatkan dalam kegiatan ekonomi suatu negara.

Senin, 20 Juni 2016

Prinsip dan Motif Ekonomi

C. Prinsip dan Motif Ekonomi

Prinsip dan Motif Ekonomi

1. Prinsip Ekonomi


Kebutuhan manusia tidak terbatas, baik jumlah maupun jenisnya, sedangkan alat pemuas kebutuhan yang tersedia sangat terbatas keberadaannya. Untuk itu setiap orang selalu berpikir dan berusaha agar dapat memenuhi segala kebutuhannya dengan sarana yang tersedia. Agar keinginan tersebut dapat terlaksana maka oran gharus menggunakan alternative pilihan terhadap beberapa kebutuhan.

Pemilihan tersebut dilakukan dengan perhitungan yang matang, hati-hati dan cermat. Tindakan yang dilakukan itu berpegang pada prinsip ekonomi. Prinsip ekonomi adalah suatu usaha yang dengan pengorbanan tertentu/terbatas dimaksudkan untuk memperoleh hasil yang semaksimal mungkin, atau dengan pengorbanan yang seminimal mungkin memperoleh hasil yang tertentu.

Dengan adanya pemikiran dan tindakan tersebut orang akan cenderung untuk berpikir dan bertindak secara ekonomis:

a. Berpikir Ekonomis


Cara berpikir seseorang tidak hanya bagaimana menghasilkan barang dengan alat yang tersedia, tetapi jauh ke depan, yaitu bagaimana alat yang tersedia itu dapat dimanfaatkan untuk waktu yang akan dating.

b. Bertindak Ekonomis


Seseorang cenderung untuk bertindak agar mendapatkan keseimbangan antara hasil yang diperoleh dengan pengorbanan yang dikeluarkan. Jumlah dan macam kebutuhan manusia tidak terbatas sehingga tidak semua kebutuhannya dapat dipenuhi. Oleh sebab itu, orang harus menentukan pilihan kebutuhan yang mana yang harus dipenuhi lebih dahulu.

Untuk menentukan pilihan tersebut ada beberapa faktor yang harus diperhatikan.


  • Profesi/pekerjaan dan jabatan seseorang - Setiap pekerjaan atau profesi memiliki jenis dan jumlah kebutuhan yang berbeda-beda, misalnya kebutuhan yang harus dipenuhi bagi seorang dokter berbeda dengan seorang pelukis.
  • Tinggi rendahnya pendapatan seseorang
  • Faktor lingkungan


Faktor lingkungan besar pengaruhnya terhadapa pilihan dari bermacam-macam kebutuhan yang harus dipenuhi untuk pertama kali.

2. Motif Ekonomi


Motif ekonomi adalah segala upaya yang mendorong dari dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan ekonomi. Tujuan dari upaya tersebut adalah agar kebutuhannya dapat terpenuhi sehingga akan dicapai kemakmuran.

Dalam melakukan tindakan seseorang akan terdorong oleh motif-motif ekonomi berikut ini :

a. Meningkatkan Kemakmuran


Seseorang berusaha untuk memenuhi kebutuhannya yang beraneka ragam dengan bekerja keras dalam melakukan kegiatan ekonomi sesuai dengan kemampuan dan keahliannya. Apabila kebutuhannya dapat terpenuhi dengan baik, maka kemakmuran akan dapat dicapai.

b. Berkuasa


Seseorang yang telah berhasil mengelola usahanya, menginginkan agar usahanya lebih berkembang dengan menguasai pasar, menguasai perusahaan-perusahaan kecil, ataupun membuka cabang-cabang baru sehingga dapat menguasai sebagian besar pasar.

c. Mendapat Penghargaan


Seorang pengusaha yang telah berhasil dalam mencapai kemakmuran, akan terdorong untuk tetap bekerja keras agar hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk membayar pajak. Seorang pengusaha yang dengan kesadarannya sendiri menjadi pembayar pajak tertinggi akan memperoleh penghargaan dari pemerintah.

d. Motif Sosial


Seorang pengusaha yang telah berhasil meraih kesuksesan dalam usahanya masih tetap bekerja keras untuk mendapatkan hasil yang maksimal agar dapat digunakan untuk membantu orang lain yang mengalami kesusahan.

e. Motif Meniru Orang Lain (demonstration Effect)


Seseorang cenderung untuk mengetahui mode yang sedang tren pada suatu saat. Adakalanya seseorang juga akan berusaha meniru sesuatu yang telah dimiliki oleh orang lain. Hal ini dilakukan karena adanya perasaan gengsi dalam diri seseorang. Untuk mencapai hal tersebut seseorang harus melakukan tindakan ekonomi agar bias memperoleh uang.

D. Ilmu Ekonomi Dan Kemakmuran


Tujuan ilmu ekonomi adalah meningkatkan kesejahteraan (kemakmuran) masyarakat pada umumnya. Kemakmuran tidak sama dengan kekayaan. Kemakmuran adalah kondisi bila segala kebutuhan yang diinginkan mudah diperoleh, sedangkan kekayaan adalah jumlah harga benda yang dimiliki seseorang.

Kekayaan sangat member kemungkinan terhadap seseorang/suatu Negara untuk menjadi makmur, selama yang bersangkutan mampu mengelola kekayaan yang dimiliki dengan baik. Oleh karena itu, kemakmuran erat hubungannya dengan usaha manusia dalam mengatur penghasilan yang diterima dengan kebutuhan/keinginan yang hendak dicapai.

Pemerintah suatu Negara berusaha dengan berbagai cara untuk menjadikan masyarakatnya makmur, namun meningkatkan kesejahteraan masyarakat bukanlah menjadi tanggung jawab pemerintah semata, melainkan menjadi tanggung jawab bersama, yaitu rumah tangga, perusahaan dan pemerintah.

Faktor faktor yang mempengaruhi kemakmuran suatu masyarakat/Negara antara lain :

1. Pendapatan
2. Harga barang
3. Pemerataan pendapatan
4. Jumlah penduduk

Salah satu usaha yang dapat ditempuh untuk meningkatkan kemakmuran ialah mengadakan investasi. Dengan investasi berarti akan membuka lapangan usaha. Dengan terbukanya lapangan usaha berarti akan memungkinkan peningkatan pendapatan.

Kemakmuran masyarakat tercermin dari tingkat permintaannya terhadap barang/jasa. Tingkat permintaan ditentukan oleh penghasilan/daya belinya. Semakin besar tingkat pendapatan berarti semakin besar kemungkinannya untuk menjadi makmur, karena banyak kebutuhan yang dapat dipenuhinya. Contoh permintaan terhadap mobil meningkat, maka produksi mobil akan meningkat, dengan demikian perusahaan mobil akan menambah modal dan peralatan yang dimiliki.

Hal ini yang dapat disumbangkan oleh ilmu ekonomi adalah mengatasi masalah kelangkaan benda/jasa yang dibutuhkan oleh manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.

Minggu, 19 Juni 2016

Pengertian Ilmu Ekonomi

Ilmu Ekonomi


Ilmu ekonomi merupakan ilmu yang selalu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman & peradaban manusia. Sesuai dengan perkembangan zaman dan peradaban manusia. Mengetahui lebih jauh tentang ilmu ekonomi sangat penting karena tidak dapat dipungkiri bahwa dalam kehidupan, kita akan selalu berhubungan dengan ekonomi.


Untuk itu dalam bab ini akan dibahas berbagai hal tentang ilmu ekonomi, baik mengenai pengertian, kedudukannya dalam ilmu sosial lainnya, maupun hubungan antara ilmu ekonomi dan kemakmuran.
 

A. Pengertian dan Pembagian Ilmu Ekonomi


1. Pengertian Ilmu Ekonomi


Ilmu ekonomi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan sosial. Ilmu ekonomi menitik beratkan perhatiannya pada salah satu kegiatan manusia, yaitu usaha untuk mencapai kemakmuran. Ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikonomia, terdiri atas 2 kata oikos dan nomos. Oikos adalah rumah tangga, sedang nomos adalah aturan. Jadi oikonomia adalah aturan rumah tangga / mengatur rumah tangga.


Paul A.a Samuelson

Profesor Paul A. Samuelson mengumpulkan 6 definisi yang dikemukakan oleh berbagai ahli. Hal ini dinyatakan oleh Suherman Rosyidi dalam bukunya Pengantar Teori ekonomi. Definisi definisi tersebut adalah sebagai berikut :

  • Ilmu ekonomi / ekonomi politik adalah suatu studi tentang kegiatan-kegiatan yang dengan atau tanpa menggunakan uang mencakup / melibatkan transaksi-transaksi pertukaran antar manusia. 
  • Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai bagaimana orang menjatuhkan pilihan yang tepat untuk memanfaatkan sumber-sumber produktif (tanah, tenaga kerja, barang-barang modal & pengetahuan teknik) yang langka & terbatas jumlahnya, untuk menghasilkan berbagai barang / mendistribusikan kepada berbagai anggota masyarakat untuk dikonsumsi. 
  • lmu ekonomi adalah studi tentang manusia dalam kegiatan hidup mereka sehari-hari untuk mendapatkan & menikmati kehidupan. 
  • Ilmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana manusia berperilaku untuk mengorganisasikan kegiatan-kegiatan konsumsi & produksinya. 
  • Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang kekayaan 
  • Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang cara-cara memperbaiki masyarakat.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, Profesor Paul A. Samuelson menyusun sebuah definisi akhir dari ekonomi, yaitu studi mengenai cara-cara manusia & masyarakat menentukan pilihannya dengan / tanpa menggunakan uang untuk menggunakan sumber-sumber produktif yang langka & mempunyai alternatif penggunaan untuk memproduksi berbagai barang serta membagikannya untuk dikonsumsi, baik untuk waktu sekarang maupun yang akan datang kepada berbagai golongan & kelompok di dalam masyarakat.

2. Kedudukan Ilmu Ekonomi dalam Ilmu Sosial


Ekonomi adalah bagian dari ilmu sosial, untuk lebih jelasnya perhatikan bagan berikut ini :




ilmu ekonomi, ilmu ekonomi adalah

3. Pembagian Ilmu Ekonomi


Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan manusia, maka ilmu ekonomi terus mengalami penyempurnaan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemajuan tersebut. Ilmu ekonomi secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 bagian :

a. Ekonomi Teori


Ekonomi teori adalah ilmu ekonomi yang menghubungkan peristiwa ekonomi yang satu dengan peristiwa yang lain, menganalisa, merumuskan, dan mengambil suatu kesimpulan. Ekonomi teori dibagi atas :

1) Teori Ekonomi Mikro


Teori ekonomi mikro adalah ilmu ekonomi yang menelaah masalah-masalah ekonomi dalam ruang lingkum yang terbatas / dalam skala yang lebih kecil. Contoh penawaran, permintaan, biaya, laba & penerimaan.

2) Teori Ekonomi Makro


Teori ekonomi makro adalah ilmu ekonomi yang menelaah masalah-masalah ekonomi secara umum / dalam lingkup yang luas. Contoh tingkat pengangguran, tingkat inflasi, pendapatan nasional dan lainnya.

b. Ekonomi Terapan


Ekonomi terapan adalah penerapan teori-teori ekonomi yang ada ke dalam praktik kehidupan masyarakat sehari-hari secara nyata. Contoh penerapan ekonomi koperasi, ekonomi perusahaan, dan sebagainya.

c. Ekonomi Deskriptif


Ekonomi deskriptif adalah ilmu ekonomi yang menggambarkan keadaan ekonomi dalam bentuk angka dan hubungan yang terjadi dalam ekonomi. Ilmu ekonomi ini dipergunakan oleh BPS untuk menyajikan informasi masalah-masalah ekonomi, baik makro maupun mikro.

B. Metode, Hukum dan Politik Ekonomi


Ilmu ekonomi memiliki metode, hukum, dan politik tersendiri. Masing-masing topik tersebut akan dibahas berikut ini :

1. Metode Ilmu Ekonomi


sasaran pokok yang ingin dicapai ilmu ekonomi adalah kemakmuran. Untuk mencapai sasaran tersebut perlu adanya pengumpulan data & fakta untuk dianalisis yang hasilnya dijadikan pedoman untuk memecahkan permasalahan yang timbul. Dalam mengumpulkan data maupun fakta perlu diperhatikan metode yang ada. Beberapa metode ilmu ekonomi adalah sebagai berikut :

a. Metode Induktif (empiris)


Untuk menyimpulkan suatu masalah dilakukan dengan cara menyelidiki peristiwa ekonomi berdasarkan fakta yang nyata. Tentu saja pengumpulan data dan fakta ini tidak hanya sekali tetapi dari waktu ke waktu kemudian dihubungkan antara data dan fakta yang nyata kemudian baru diambil kesimpulan.

b. Metode Deduktif (abstraktif)


Metode ini merupakan cara penyelidikan yang berdasarkan dalil-dalil yang ada kemudian dihubungkan dengan pikiran yang logis dan ditarik kesimpulan dari masalah yang ada. Jadi, untuk menyimpulkan masalah dasarnya adalah menghubungkan dalil dengan logika.

1. Hukum Ekonomi


Hukum ekonomi adalah keterkaitan antara berbagai peristiwa ekonomi yang masing-masing peristiwa tersebut membentuk suatu hubungan. Perlu diperhatikan bahwa hukum ekonomi hanya berlaku ceteris paribus / bila keadaan lain tidak berubah. Dengan kata lain, hukum ekonomi tidak berlaku mutlak tetapi berlaku nisbi. Sebagai contoh adalah hukum penawaran dan permintaan. Menurut hukum ekonomi, bila penawaran bertambah harga akan turun dengan syarat jumlah permintaan tidak berubah. Namun apabila jumlah permintaan bertambah, maka hukum tersebut tidak berlaku.

Faktor-faktor yang menyebabkan hukum ekonomi tidak mutlak, antara lain :

  • Pendapatan manusia cenderung mengalami peningkatan 
  • adanya pengaruh kemajuan kebudayaan/peradaban manusia 
  • perkembangan mode dapat mempengaruhi permintaan konsumen dan 
  • meningkatnya jumlah permintaan yang disebabkan oleh bertambahnya jumlah penduduk.

Macam-macam hubungan yang terjadi pada hukum ekonomi :

a. Hubungan Kausal


Hubungan kausal adalah hubungan 2 peristiwa ekonomi, dalam hal ini peristiwa yang satu akan mempengaruhi peristiwa yang lain, tapi tidak berlaku sebaliknya. Atau suatu peristiwa ekonomi merupakan penyebab timbulnya peristiwa yang lain tetapi tidak berlaku sebaliknya. Contoh jika harga bensin naik, akan mengakibatkan naiknya ongkos transportasi. Disini naiknya harga bensin merupakan penyebab timbulnya peristiwa ekonomi yang lain, yaitu naiknya ongkos transportasi, tapi tidak berlaku sebaliknya, artinya jika terjadi kenaikan biaya transportasi, belum tentu akan menaikkan harga bensin.

b. Hubungan Fungsional


Hubungan fungsional adalah hubungan 2 peristiwa ekonomi yang saling mempengaruhi. Peristiwa yang satu akan mempengaruhi peristiwa yang lain, begitu juga sebaliknya. Contoh hubungan antara penawaran dan permintaan. Bila penawaran bertambah dan permintaan berkurang maka harga akan turun, demikian juga sebaliknya jika permintaan bertambah dan penawaran berkurang, maka hara akan naik.


2. Politik Ekonomi


Politik ekonomi adalah tindakan atau kebijaksanaan pemerintah, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mengatur perekonomian suatu negara. Tujuan pemerintah melaksanakan politik ekonomi adalah untuk meningkatkan perekonomian negaranya.

Politik ekonomi dapat dibedakan antara lain sebagai berikut :

a. Politik Ekonomi dalam Bidang Keuangan


- Devaluasi
Devaluasi adalah kebijakan yang diambil pemerintah yang dengan sengaja menaikkan nilai mata uang dalam negeri terhadap nilai mata uang asing. Contoh sebelum kebijakan devaluasi, kurs valuta asing USS1 = Rp 13.000 setelah didevaluasi USS1 = Rp 13.500.


- Revaluasi
Revaluasi adalah kebijakan yang diambil pemerintah yang dengan sengaja menurunkan nilai mata uang sendiri terhadap nilai mata uang asing. Contoh : Semula kurs valuta asing US S 1 = Rp 13.000 lalu setelah kebijakan revaluasi menjadi US S 1 = Rp 12.500.


- Sanering
Sanering adalah kebijakan memotong nilai mata uang untuk menekan laju inflasi yang sangat tinggi. Contoh uang nilai nominal Rp 1.000 dipotong menjadi Rp 1.00.


- Diskonto
Kebijakan yang menyangkut masalah tinggi-rendahnya suku bunga. Jadi, kebijakan ini mengatur tinggi-rendahnya suku bunga untuk menentukan jumlah uang beredar.

b. Politik Ekonomi dalam Bidang Perdagangan


Politik ekonomi dalam bidang perdagangan antara lain sebagai berikut :
 

- Deregulasi
Deregulasi adalah penataan kembali peraturan-peraturan yang sudah ada karena dirasakan kurang efektif dan terlalu memberatkan. Contoh deregulasi adalah deregulasi tata niaga terigu, beras dan minyak goreng.


- Debirokratisasi
Debirokratisasi adalah penyederhanaan prosedur atau tata cara dalam engurus berbagai hal terutama dalam bidang perdagangan. Contoh debirokratisasi adalah di bidang pengurusan surat-surat ekspor dan impor.


- Dumping
Dumping adalah kebijakan menjual hasil produksi sejenis dengan harga yang lebih murah di luar negeri apabila dibandingkan harga yang berlaku di dalam negeri.


- Proteksi
Kebijakan yang bertujuan untuk melindungi produksi dalam negeri. Misalnya dengan mengenakan tarif bea masuk yang tinggi terhadap barang-barang impor.

Sistem Ekonomi

E. Sistem Ekonomi



1. Pengertian Sistem Ekonomi


Sistem ekonomi dimiliki oleh setiap negara. Sistem ekonomi adalah seperangkat mekanisme atau cara-cara dan lembaga-lembaga yang saling berkaitan guna menjawab pertanyaan apa, bagaimana, & untuk siapa. Dengan adanya sistem ekonomi diharapkan segala sesuatu menyangkut masalah pokok ekonomi bisa dijawab. Sistem ekonomi untuk setiap negara berbeda-beda. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan sumber daya yang dimiliki setiap negara.

Dalam menentukan sistem yang akan dipilih untuk dilaksanakan suatu negara bergantung pada situasi dan kondisi negara yang bersangkutan. Masalah pokok perekonomian suatu negara adalah bagaimana cara memakmurkan rakyat & negaranya. Penerapan suatu sistem ekonomi dalam suatu negara bertujuan untuk mengatasi masalah ekonomi supaya tercapai kemakmuran seperti yang dicita-citakan.

Adapun cara yang ditempuh suatu negara dalam melaksanakan sistem ekonomi meliputi cara-cara seperti :


a. Pengelolaan faktor produksi alam yang dimiliki;
b. Pengaturan/tenaga kerja;
c. Pengelolaan modal yang ada, dan
d. Pengerahan pengusaha yang tersedia.



2. Macam-Macam Sistem Ekonomi


Pada dasarnya dikenal 4 macam sistem ekonomi di dunia.



a. Sistem Ekonomi Tradisional


Sistem ekonomi tradisional adalah cara mengatur kegiatan ekonomi yang masih sangat sederhana. Kemampuan untuk mengelola faktor-faktor produksi yang dimiliki masih sangat terbatas. Keterbatasan tersebut dikarenakan adanya keterbatasan dana dan tenaga ahli.


1) Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Tradisional


Sistem ekonomi tradisional memiliki beberapa ciri sebagai berikut.


- Masyarakat hidup secara berkelompok berdasarkan kekeluargaan.
- Tanah merupakan sumber kehidupan.
- Belum mengenal adanya pembagian kerja.
- Belum mengenal mata uang sehingga pertukaran dilakukan secara barter/natura. Tingkat dan macam produksi disesuaikan dengan kebutuhan.


2) Keuntungan Sistem Ekonomi Tradisional


Sistem ekonomi tradisional memiliki beberapa keuntungan.



  • Setiap individu termotivasi untuk menjadi produsen. 
  • Pertukaran barang secara barter umumnya dilandasi oleh kejujuran dan tidak mencari keuntungan semata. 
  • Melalui pertukaran barang umumnya akan lebih terjalin hubungan kekeluargaan.

3) Kelemahan Sistem Ekonomi Tradisional


Sistem ekonomi tradisional memiliki beberapa kelemahan.



  • Tingkat produksi rendah. 
  • Kehidupan perekonomian statis.
  • Tindakan ekonomi sering tidak rasional. Sulit mencari ukuran/standar pertukaran yang baku.

b. Sistem Ekonomi Komando


Sistem ini disebut juga sistem ekonomi terpusat, yaitu sistem ekonomi yang seluruh kegiatan ekonominya diatur oleh pusat atau dikomandoi oleh pusat. Pemerintah memegang kekuasaan mutlak dalam mengatur ekonomi negara sehingga rakyat hanya menjalankan aturan/kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat.


1) Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Komando


Sistem ekonomi komando mempunyai ciri sebagai berikut:



  • Semua sumber dan alat produksi dikuasai oleh negara. 
  • Hak milik perorangan atas alat dan sumber produksi tidak ada.
  • Kebijakan perekonomian sepenuhnya diatur oleh negara.
  • Pembagian kerja ditentukan/diatur oleh negara. 
  • Masyarakat tidak dapat memilih jenis pekerjaan yang sesuai dengan keinginannya.

2) Keuntungan Sistem Ekonomi Komando


Sistem ekonomi komando memiliki beberapa keuntungan



  • Pemerintah mudah melakukan pengawasan. 
  • Terdapat keseragaman/satu komando dalam kegiatan ekonomi.
  • Negara bertanggung jawab penuh terhadap perekonomian.
  • Jenis industri dan produksi diatur pemerintah. 
  • Distribusi dan produksi diatur oleh pemerintah.

3) Kelemahan Sistem Ekonomi Komando


Sistem ekonomi komando mengandung beberapa kelemahan.



  • Rakyat bersifat pasif.
  • Rakyat tidak bisa mengembangkan kreativitas. 
  • Pemilikan oleh perorangan tidak diakui. 
  • Potensi, inisiatif, dan kreativitas rakyat tidak tersalurkan.

c. Sistem Ekonomi Pasar


Sistem ekonomi pasar disebut juga sistem ekonomi liberal. Pada sistem ini pemerintah tidak ikut campur tangan dalam mengatur perekonomian. Perekonomian sepenuhnya diserahkan pada sektor swasta sehingga fungsi pemerintah dalam sistem ini hanya mengawasi 

- jalannya perekonomian.

1) Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Pasar


Ciri-ciri sistem ekonomi pasar adalah sebagai berikut.



  • Sumber dan alat produksi dikuasai oleh swasta/rakyat. 
  • Rakyat diberi kebebasan untuk mengatur sumber dan alat produksi yang ada.
  • Munculnya persaingan antarpengusaha. 
  • Distribusi pendapatan cenderung tidak adil.

2) Kebaikan Sistem Ekonomi Pasar


Sistem ekonomi pasar memiliki beberapa kebaikan.



  • Individu bebas mengatur perekonomiannya. 
  • Individu bebas memiliki sumber/alat produksi.
  •  Terjadi persaingan sehingga mempercepat/mendorong kemajuan. 
  • Produksi dapat berkembang secara pesat.

3) Kelemahan Sistem Ekonomi Pasar


Sistem ekonomi pasar memiliki beberapa kelemahan.



  • Adanya penghisapan terhadap masyarakat lemah. 
  • Timbulnya persaingan monopolistik.
  • Tidak adanya pemerataan pendapatan. 
  • Stabilitas ekonomi kurang terjamin.

d. Sistem Ekonomi Campuran


Menuju abad 21 banyak sekali negara yang mengubah sistem perekonomian yang mereka anut Keluhan Uni Soviet di awal tahun 1990 merupakan salah satu tonggak yang cukup mempengaruhi perubahan dalam sistem ekonomi yang dianut terutama negara kawasan Eropa Timur.


Demikian juga di belahan bumi yang lain. Sistem ekonomi yang dianut tak sepenuhnya sistem ekonomi pasar murni melainkan merupakan campuran dua sistem ekonomi utama,  yaitu sistem ekonomi pasar dan ststem ekonomi komando. Biasanya sistem ekonomi disebut sistem ekonomi campuran (mixed economic).


Sistem ekonomi campuran ditandai dengan kepemilikan sebagian sumber daya oleh swasta & sebagian lagi oleh pemerintah. Hampir setiap negara menerapkan sistem ekonomi campuran ini karena lebih dapat menjamin pembagian yang lebih adil pendapatan nasional. Selain itu, sistem ekonomi campuran ini tidak memberikan kekuasaan yang tidak terbatas bagi sektor swasta sehingga persaingan yang tidak sehat bisa dihindarkan.

Kelangkaan Sumber Daya Dan Masalah Pokok Ekonomi

C. Ketidakterbatasan Kebutuhan Dihadapkan dengan Kelangkaan Sumber Daya


Pernahkah kamu pikirkan apa yang akan terjadi seandainya tidak ada kelangkaan sumber daya untuk memuaskan kebutuhan yang tak terbatas? Jawabnya tentu manusia / masyarakat tidak perlu bekerja, karena tanpa bekerja pun kebutuhannya terpenuhi dengan baik. Namun, sayang sekali alat pemuas kebutuhan sangat terbatas. Keterbatasan ini kita ketahui jika kita mengkonsumsi suatu jenis barang Jertentu, kita tidak bisa sekaligus menikmati jenis barang yang lain dalam waktu yang tepat bersamaan. Dengan demikian berdasarkan adanya keterbatasan manusia harus melakukan pemilihan. Pemilihan ini harus dilakukan karena tanpa dilakukan pemilihan tak akan dapat memenuhi kebutuhannya secara optimal. Keterbatasan kebutuhan manusia tentu memiliki sebab. 2 hal yang utama menyebabkan tak terbatasnya kebutuhan adalah sebagai berikut:

Kelangkaan Sumber Daya Dan Masalah Pokok Ekonomi



1. Jumlah Penduduk yang Meningkat Tajam


Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu sebab utama, karena dengan meningkatnya jumlah penduduk secara langsung akan meningkatkan kebutuhan. Contoh jika saat ini penduduk Indonesia sebanyak 210 juta jiwa & pada akhir tahun 2002 penduduk Indonesia bertambah menjadi 230 juta. Dengan demikian secara absolut jumlah kebutuhanpun akan meningkat.



2. Kondisi Psikologis Manusia


Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan berbagai cara untuk bisa mengaktualisasikan dirinya. Salah satunya adalah dengan memenuhi segala keinginan & kebutuhan. Ukuran terpenuhinya segala kebutuhan juga merupakan salah satu standar kesejahteraan seseorang. Oleh karena itu, manusia berusaha memenuhi segala apa yang diinginkannya. Barangkali hanya kematian saja yang bisa membatasi kebutuhan manusia tersebut. Akan tetapi, perlu diketahui setelah mati pun manusia masih membutuhkan segala sesuatu sebelum sampai di kuburan.
Sementara itu, terdapat 2 faktor lain selain yang telah disampaikan yang menyebabkan kelangkaan sumber daya. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:



1. Penggunaan sumber daya secara berlebihan


Contohnya adalah penebangan hutan tanpa kendali, eksploitasi barang tambang secara berlebihan & lain-lain.



2. Teknologi yang tak ramah lingkungan


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah banyak mengurangi mutu lingkungan. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya pencemaran & kerusakan lingkungan sumber daya alam yang berakibat makin berkurangnya kemampuan sumber daya alam.



D. Masalah Pokok Ekonomi


Masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat terus berkembang seiring dengan semakin majunya perekonomian masyarakat. Masalah-masalah itu meliputi berbadai cara pemenuhan kebutuhan, apa yang akan dikonsumsi, bagaimana memperoleh pendapatan yang memadai & membelajakannya secara tepat, dan lain-lain. Namun demikian, dari sekian banyak masalah ekonomi, masalah-masalah tersebut bisa dikelompokkan menjadi 3 bagian besar. Tiga masalah utama ekonomi merupakan masalah ekonomi yang dihadapi oleh pengusaha adalah sebagai berikut:



1. Barang & Jasa Apa yang akan Diproduksi


Pemilihan barang & jasa apa saja yang akan diproduksi merupakan hal yang penting dalam setiap perekonomian. Seringkah kita tak memikirkan mengapa suatu negara hanya memproduksi barang tertentu saja. Contoh India memiliki kapasitas produksi yang besar di bidang perstektilan dan memiliki mesin-mesin pemintalan yang bagus. Pemilihan barang apa yang akan diproduksi dipengaruhi oleh sumber daya yang dimiliki oleh tiap negara yang pasti berbeda dengan negara lain. Berdasar sumber daya terbanyak yang dimiliki, maka suatu negara bisa saja memproduksi barang & jasa tertentu saja, sementara kebutuhan barang & jasa lainnya didapatkan melalui perdagangan internasional.



2. Bagaimana Cara Memproduksi Barang dan Jasa


Masalah ini menyangkut sampai sejauh mana suatu negara mengalami kemajuan di bidang ilmu pengetahuan & teknologi. Bagi negara-negara maju seperti Amerika Serikat, penggunaan teknologi tinggi dalam memproduksi berbagai jenis barang & jasa adalah suatu hal yang biasa. Banyak barang yang dihasilkan menggunakan proses produksi yang sangat maju & hampir-hampir tak dapat dibayangkan begitu rumitnya proses tersebut. Barang-barang seperti komputer, handphone, pesawat tempur & lainnya merupakan beberapa contoh penerapan teknologi maju dalam proses produksi. Kemudian bagaimanakah dengan negara- negara yang perkembangan ilmu pengetahuannya tidak seperti Amerika Serikat / negara maju lainnya? Sebagian besar dari negara-negara ini adalah negara berkembang. Karena mereka tak mempunyai ilmu pengetahuan dan teknologi yang maju, mereka biasanya memilih untuk mengimpor barang-barang yang dibutuhkan tersebut.



3. Untuk Siapa Barang & Jasa Diproduksi


Dalam memproduksi barang & jasa haruslah ditentukan siapa saja yang akan mengkonsumsi barang dan jasa tersebut. Apakah barang & jasa diproduksi untuk pasar domestik, pasar regional / pasar internasional? Apakah konsumen yang dituju berpendapatan tinggi, menengah, atau rendah? Hal ini penting untuk diketahui supaya barang dan jasa yang diproduksi dapat diserap oleh pasar dengan baik dan mendatangkan keuntungan.


Dalam lingkup yang lebih sempit, setiap individu selaku konsumen juga menghadapi masalah ekonomi. Masalah pokok yang dihadapi konsumen adalah terbatasnya alat pemuas kebutuhan, sedangkan kebutuhan konsumen tidak terbatas. Supaya konsumen dapat memenuhi berbagai kebutuhannya, maka konsumen akan berupaya menyusun skala prioritas dalam pemenuhan kebutuhan.


Tujuan menyusun skala prioritas kebutuhan adalah agar konsumen bisa memenuhi kebutuhan sampai tingkat intensitas tertentu. Untuk menyusun skala prioritas kebutuhan, seorang konsumen mesti mengetahui pemenuhan kebutuhan berdasarkan tingkat intensitasnya.


Hal-hal yang mempengaruhi konsumen dalam menentukan skala prioritas antara lain sebagai berikut:



1. Tingkat pendapatan


Bagi konsumen yang berpenghasilan tinggi tidaklah terlalu sulit untuk menyusun skala prioritas kebutuhan. Akan tetapi, untuk konsumen berpenghasilan rendah dan menengah harus cermat dalam menyusun skala prioritas kebutuhan.



2. Kedudukan Seseorang


Jabatan / kedudukan seseorang sangat berpengaruh dalam menentukan prioritas kebutuhannya. Contoh : prioritas kebutuhan seorang guru berbeda dengan prioritas kebutuhan seorang dokter.



3. Faktor Lingkungan


Faktor ini tidak kalah pentingnya bagi seseorang dalam menentukan prioritas kebutuhannya. Contoh : orang yang hidup di perkotaan prioritas kebutuhannya akan berbeda dengan orang yang tinggal di pedesaan.